Time:

relojes web website clock

Sunday, 17 November 2013

Kuliah di Fikom



Awal mulanya saya sempat bingung dan ragu ketika hendak   masuk  ke fakultas  ilmu komunikasi karena saat duduk di bangku SMA saya mengambil jurusan IPA. Selain itu teman-teman dan orang tua saya lebih menyarankan untuk masuk jurusan yang sesuai bidang entah itu kedokteran atau farmasi. Namun setelah berpikir cukup keras dan menimbang- nimbang saya putuskan untuk masuk Fakultas Ilmu Komunikasi. Saya ingin memutuskan berdasarkan hati nurani saya bukan karena keinginan orang tua maupun pengaruh dari teman-teman. Dan ternyata memang saya lebih menyukai bidang social seperti komunikasi dibandingkan dengan science

Setelah saya masuk ke fakults Ilmu komunikasi  (Fikom) saya begitu menikmati setiap pembelajaran yang ada dan sampai sekarangpun  tidak ada penyesalan sama sekali.  Tugas-tugas yang diberikan oleh dosenpun saya selalu berusaha melakukan yang terbaik menurut kemampuan saya.  Banyak sekali ilmu baru yang saya peroleh di fakultas ini, berbagai pengalaman baru dan tugas-tugas yang menantang membuat saya semakin menyukai  Fikom. Tugas-tugas yang tidak akan didapat di fakultas lainnya..

Tugas seperti apakah yang dimaksud?

Saat ini saya sudah semester V, dan setiap semester yang sudah berlalu memiliki kenangan-kenangan tugas yang menarik sekaligus merupakan suatu tantangan besar. Dimulai dari semester  1
-      Di Semester  awal ini saya sudah mendapatkan tugas yang sulit menurut saya pada saat itu, tugas ini adalah tugas makul PIK (pengantar Ilmu Komunikasi). Pada pembelajaran PIK ini di bab akhir kami membahas mengenai komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berbeda bangsa, ras, bahasa, agama, tingkat pendidikan, status social atau bahkan jenis kelamin .  dan tugas yang diberikan adalah wawancara dengan orang asing (WNA) yang ada di Indonesia.  Dan saat itu saya melakukan wawancara dengan salah seorang guru berkebangsaan Singapore.  Sebenarnya tugas ini tidak terlalu sulit, namun pada saat itu saya adalah mahasiswa baru dan belum banyak mengenal kota Jakarta, sehingga cukup sulit bagi saya untuk mencari tempat yang banyak terdapat WNA. Akhirnya saya dan 2 orang teman sayapun memutuskan untuk pergi ke apartement mediterania yang menurut berbagai informasi banyak terdapat orang asing. Dan itupun benar.  Untuk melakukan wawancarapun tak semudah yang dibayakngkan karena banyak dari mereka yang tidak mau untuk di wawancara karena kendala bahasa. Sebagian dari mereka tidak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris.

Seperti apa wawancara dengan warga singapura tersebut??? Dan siapakah dia??

penasaran? buka di sini aja..
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara.html

No comments: