Time:

relojes web website clock

Tuesday, 19 November 2013

#part 1- Pengantar Ilmu Komunikasi (PIK)- Wawancara dengan Warga Negara Singapore



kisah  sivashan Karan Thever di Indonesia

sivasan Karan Thever


Sivashan Karan Thever  adalah warga Negara Singapura keturunan India . Dia lahir dan dibesarkan di Singapura.  Saat ini dia sedang berada di Jakarta untuk kepentingan pekerjaan. Dia adalah seorang guru bahasa inggris di Bina Bangsa School.  Ini adalah tahun kedua dia ada di Indonesia


Saat pertama kali datang ke Indonesia dia mengalami sedikit masalah di bandara Soekarno-hatta, dimana ia mengalami kesalahan dalam pengisian formulir, yang membuatnya harus membayar sejumlah uang kepada pihak bandara.
Selain itu, diapun memiliki beberapa pengalaman yang kurang menyenangkan  di Indonesia. Contohnya adalah ketika dia sedang berada di Jalan Jaksa. Pada saat itu dia sedang antri makanan , dan tepat di belakangnya berdiri seorang bule , entah mengapa yang dilayani terlebih dahulu adalah bule  tersebut padahal menurutnya di Singapura jika yang datang terlebih dahulu maka ia yang dilayani.  Namun, Thever mengambil sisi positifnya saja. “mungkin pelayan tersebut menyangka saya adalah orang Indonesia, jadi mereka mengutamakan bule tersebut.” Jelasnya.


Tak hanya itu, Theverpun beberapa kali dikecewakan oleh supir taxi yang pelayanannya kurang memuaskan.  Saat awal berada di Indonesia, kemana-mana dia selalu menggunakan taxi. Saat itu argo yang tertera adalah RP. 57000 diapun mengeluarkan uang  RP  100.000, namun oleh supir tersebut dia tidak diberi uang kembali yang seharusnya menjadi miliknya. Setelah pengalaman itu, temannya mengatakan “lain kali menggunakan uang pas saja”.  Theverpun mengikuti saran temannya, saat ia naik taxi di hari berikutnya dia membayar sesuai dengan argo yang tertera. Namun, yang terjadi supir taxi tersebut marah-marah dan meminta dia membayar uang lebih. “Ojekpun demikian, untuk warga Negara asing  harganya dua kali lipat atau lebih mahal .” jelasnya
Bahasa yang berbedapun menyebabkan miss komunikasi. Oleh karena itu ketika dia bertemu dengan seseorang yang  tidak bisa berbahasa Inggris dia menggunakan pesan non verbal. Dengan menggunakan berbagai isyarat  yang kurang lebihnya sama di Indonesia. Namun, Thever juga bisa berbahasa melayu. Hal ini sangat memudahkan dirinya ketika harus menghadapi orang Indonesia yang tidak mengerti bahasanya. Karena menurutnya bahasa melayu hampir sama dengan bahasa Indonesia.
Menurutnya, di Indonesia ada perkumpulan orang India. Di Pasar Baru contohnya. Namun ia tidak pernah mengunjungi perkumpulan tersebut. Karena di sana kebanyakan adalah orang India bagian utara sedangkan dia  sendiri adalah orang India bagian selatan, yang tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda.
Dia beragama Hindu, dan setiap datang ke tempat ibadah dia menggunakan pakaian yang disebut “ saluar khameer”


Setiap hari jumat pun dia selalu mengenakan batik untuk menghormati Indonesia. Dia menyukai Indonesia. Indonesia adalah Negara yang indah banyak tempat makan, club, tempat-tempat bersejarah, biosko, harganya pun relatif murah . Di mengatakan, “ disini saya sudah seperti seorang raja. Saya dapat membeli apa yang saya inginkan. Dengan uang  100 dollar singapura  saya dapat bertahan hidup selama 7 hari, sedangkan di Singapura, dengan uang tersebut hanya dapat bertahan selama 1 hari”

berita terkait:
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara_19.html
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara_4907.html

No comments: