kisah sivashan Karan Thever di Indonesia
sivasan Karan Thever |
Sivashan
Karan Thever adalah warga Negara Singapura
keturunan India . Dia lahir dan dibesarkan di Singapura. Saat ini dia sedang berada di Jakarta untuk
kepentingan pekerjaan. Dia adalah seorang guru bahasa inggris di Bina Bangsa Schoo Ini adalah tahun kedua dia ada di Indonesia
Saat pertama kali datang ke Indonesia dia mengalami
sedikit masalah di bandara Soekarno-hatta, dimana ia mengalami kesalahan dalam
pengisian formulir, yang membuatnya harus membayar sejumlah uang kepada pihak
bandara.
Selain itu, diapun memiliki beberapa pengalaman yang
kurang menyenangkan di Indonesia.
Contohnya adalah ketika dia sedang berada di Jalan Jaksa. Pada saat itu dia
sedang antri makanan , dan tepat di belakangnya berdiri seorang bule , entah
mengapa yang dilayani terlebih dahulu adalah bule tersebut padahal menurutnya di Singapura jika
yang datang terlebih dahulu maka ia yang dilayani. Namun, Thever mengambil sisi positifnya saja.
“mungkin pelayan tersebut menyangka saya adalah orang Indonesia, jadi mereka
mengutamakan bule tersebut.” Jelasnya.
Tak hanya itu, Theverpun
beberapa kali dikecewakan oleh supir taxi yang pelayanannya kurang memuaskan. Saat awal berada di Indonesia, kemana-mana dia
selalu menggunakan taxi. Saat itu argo yang tertera adalah RP. 57000 diapun
mengeluarkan uang RP 100.000, namun oleh supir tersebut dia tidak
diberi uang kembali yang seharusnya menjadi miliknya. Setelah pengalaman itu,
temannya mengatakan “lain kali menggunakan uang pas saja”. Theverpun mengikuti saran temannya, saat ia
naik taxi di hari berikutnya dia membayar sesuai dengan argo yang tertera.
Namun, yang terjadi supir taxi tersebut marah-marah dan meminta dia membayar
uang lebih. “Ojekpun demikian, untuk warga Negara asing harganya dua kali lipat atau lebih mahal .”
jelasnya
Bahasa yang berbedapun
menyebabkan miss komunikasi. Oleh karena itu ketika dia bertemu dengan
seseorang yang tidak bisa berbahasa
Inggris dia menggunakan pesan non verbal. Dengan menggunakan berbagai
isyarat yang kurang lebihnya sama di
Indonesia. Namun, Thever juga bisa berbahasa melayu. Hal ini sangat memudahkan
dirinya ketika harus menghadapi orang Indonesia yang tidak mengerti bahasanya.
Karena menurutnya bahasa melayu hampir sama dengan bahasa Indonesia.
Menurutnya, di Indonesia ada
perkumpulan orang India. Di Pasar Baru contohnya. Namun ia tidak pernah
mengunjungi perkumpulan tersebut. Karena di sana kebanyakan adalah orang India
bagian utara sedangkan dia sendiri adalah
orang India bagian selatan, yang tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda.
Dia beragama Hindu, dan
setiap datang ke tempat ibadah dia menggunakan pakaian yang disebut “ saluar
khameer”
Setiap hari jumat pun dia
selalu mengenakan batik untuk menghormati Indonesia. Dia menyukai Indonesia.
Indonesia adalah Negara yang indah banyak tempat makan, club, tempat-tempat
bersejarah, biosko, harganya pun relatif murah . Di mengatakan, “ disini saya
sudah seperti seorang raja. Saya dapat membeli apa yang saya inginkan. Dengan
uang 100 dollar singapura saya dapat bertahan hidup selama 7 hari,
sedangkan di Singapura, dengan uang tersebut hanya dapat bertahan selama 1
hari”
berita terkait:
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara_19.html
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara_4907.html
berita terkait:
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara_19.html
http://melianadk205.blogspot.com/2013/11/pik-wawancara-dengan-warga-negara_4907.html
No comments:
Post a Comment